Follow Us:
+62822 2017 5779

Strategi Pengendalian Tungro pada Tanaman Padi untuk Pertanian Berkelanjutan

Strategi Pengendalian Tungro pada Tanaman Padi untuk Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan merupakan kunci untuk menjaga ekosistem pertanian yang seimbang dan produktif. Salah satu ancaman utama terhadap tanaman padi di Indonesia adalah penyakit tungro, yang disebabkan oleh infeksi dua jenis virus, yaitu Rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan Rice tungro spherical virus (RTSV), yang ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix virescens) secara semipersisten. Penyakit ini tidak hanya menurunkan produktivitas tetapi juga mempengaruhi kualitas hasil panen.

Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan agroekologi sangat penting. Agroekologi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dalam produksi tanaman budidaya, mengandalkan musuh alami, dan mempertahankan keanekaragaman hayati dalam ekosistem pertanian. PT Matari Agro Indonesia berkomitmen untuk mendukung petani dalam menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui layanan konsultan dan pusat pelatihan pertanian, kami memperkenalkan konsep agroekologi dan mengedukasi petani tentang pentingnya menjaga ekosistem pertanian yang sehat dan produktif.

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Padi

Penyakit tungro menyebabkan tanaman padi mengalami gejala kerdil, daun menguning hingga oranye, anakan berkurang, malai sedikit atau tidak terbentuk, gabah steril, dan akar terhambat. Secara fisiologis, tanaman padi yang terinfeksi mengalami penurunan klorofil dan hormon, laju fotosintesis menurun, laju respirasi meningkat, dan peningkatan enzim oksidase.

Penyakit tungro adalah salah satu penyakit yang paling merugikan bagi tanaman padi, menyebabkan berbagai gejala yang signifikan dan mengancam produktivitas. Gejala yang paling mencolok dari infeksi tungro adalah pertumbuhan tanaman yang terhambat, yang terlihat dari kondisi tanaman yang kerdil. Daun tanaman yang terinfeksi juga menunjukkan perubahan warna yang dramatis, mulai dari menguning hingga oranye, yang dimulai dari ujung daun muda. Hal ini tidak hanya mempengaruhi penampilan tanaman tetapi juga menandakan kerusakan serius pada proses fisiologis di dalamnya.

Selain itu, infeksi tungro menyebabkan penurunan jumlah anakan padi, yang berarti lebih sedikit tunas yang tumbuh dari setiap tanaman. Ini mengurangi kepadatan tanaman di sawah, yang pada gilirannya mengurangi hasil panen secara keseluruhan. Malai, atau kumpulan bunga padi yang menghasilkan gabah, juga sangat terpengaruh. Pada tanaman yang terinfeksi tungro, jumlah malai yang terbentuk sangat sedikit atau bahkan tidak terbentuk sama sekali. Bahkan jika malai terbentuk, sering kali gabah yang dihasilkan steril, tidak dapat berkembang menjadi butir padi yang matang dan layak panen.

Secara fisiologis, tanaman padi yang terinfeksi tungro mengalami beberapa perubahan yang merugikan. Salah satu dampak utamanya adalah penurunan kadar klorofil dalam daun. Klorofil adalah pigmen penting yang memungkinkan tanaman untuk melakukan fotosintesis, proses di mana tanaman mengubah cahaya matahari menjadi energi. Dengan menurunnya kadar klorofil, kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis juga menurun, mengurangi jumlah energi yang tersedia untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Infeksi tungro juga mempengaruhi kadar hormon dalam tanaman. Hormon tanaman, seperti auksin dan sitokinin, memainkan peran kunci dalam berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan. Ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan berbagai masalah pertumbuhan, termasuk pertumbuhan akar yang terhambat. Akar yang sehat dan kuat sangat penting untuk penyerapan air dan nutrisi dari tanah, dan akar yang terhambat dapat memperburuk kondisi tanaman yang sudah tertekan oleh infeksi virus.

Laju fotosintesis yang menurun akibat penurunan klorofil juga diiringi oleh peningkatan laju respirasi. Respirasi adalah proses di mana tanaman memecah gula untuk menghasilkan energi. Namun, peningkatan laju respirasi dalam kondisi stres seperti infeksi virus sering kali berarti bahwa tanaman menggunakan energi lebih cepat daripada yang bisa dihasilkan melalui fotosintesis. Ini menyebabkan defisit energi yang lebih lanjut memperburuk kesehatan tanaman.

Selain itu, infeksi tungro juga menyebabkan peningkatan aktivitas enzim oksidase. Enzim ini berperan dalam berbagai proses oksidatif dalam tanaman, termasuk respons terhadap stres. Peningkatan aktivitas oksidase sering kali menandakan bahwa tanaman sedang berusaha melawan infeksi, tetapi dalam banyak kasus, ini juga berarti bahwa tanaman mengalami kerusakan oksidatif yang dapat merusak sel-sel tanaman dan mengganggu fungsi normal mereka.

Secara keseluruhan, dampak infeksi tungro pada tanaman padi sangat luas dan merugikan. Dari gejala fisik yang terlihat hingga perubahan fisiologis di dalam tanaman, penyakit ini mengurangi produktivitas dan kualitas hasil panen secara signifikan. Oleh karena itu, pengendalian penyakit tungro menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga keberlanjutan dan produktivitas pertanian padi di Indonesia.

Penularan Virus Tungro

Penularan virus tungro terjadi ketika wereng hijau sebagai vektor menghisap tanaman yang terinfeksi dan kemudian menghisap tanaman sehat. Vektor memerlukan waktu 15-30 menit untuk memperoleh virus dan menularkan dalam 10-30 menit. Masa inkubasi pada tanaman berkisar antara 1-3 minggu. Wereng hijau dapat menularkan kedua virus secara bersama-sama dari sumber inokulum yang mengandung kedua jenis virus, dengan RTSV sebagai virus pembantu dan RTBV sebagai virus dependen.

Kompleksitas Gejala Tungro

Gejala tungro dipengaruhi oleh tingkat ketahanan varietas, umur tanaman saat terjadi infeksi, dan jenis virus yang menginfeksi. Gejala biasanya mulai terlihat pada tanaman berumur 10-15 hari setelah inokulasi dan di pertanaman gejala muncul pada 21-30 hari setelah tanam. Ledakan tungro umumnya terjadi dari sumber infeksi yang berkembang pada pertanaman yang tidak serentak.

Strategi Pengendalian Tungro

Pengendalian tungro secara terpadu bertujuan untuk menghindarkan pertanaman dari penyakit tungro dengan beberapa strategi:

  1. Waktu Tanam yang Tepat: Menanam padi sebelum populasi wereng hijau tinggi sehingga pada saat populasi wereng tinggi, pertanaman sudah masuk fase generatif, mengurangi tekanan infeksi virus tungro.

  2. Penggunaan Varietas Tahan: Pengalaman menunjukkan bahwa penanaman varietas tahan wereng hijau efektif menurunkan intensitas penyakit tungro. Namun, varietas tahan tidak boleh ditanam terus-menerus untuk menghindari peningkatan tekanan seleksi vektor yang dapat menyebabkan berkembangnya biotipe wereng hijau baru.

  3. Pergiliran Varietas: Pergiliran varietas dengan pola tanam tidak serempak (padi-padi-padi) dapat memperpanjang durasi ketahanan varietas dan mengurangi tekanan seleksi wereng hijau. Terdapat empat golongan dalam pergiliran varietas yaitu T0 (tanpa gen tahan), T1 (Glh1), T2 (Glh6), T3 (Glh5), dan T4 (Glh4).

  4. Kultur Teknis: Pengelolaan persemaian, cara tanam, pengaturan jarak tanam menggunakan jajar legowo 4:1, eradikasi langsung, pemupukan nitrogen tidak berlebihan, pengaturan ketersediaan air, dan penggunaan insektisida secara bijak.

Manajemen On-Farm untuk Stabilitas Pasokan Gabah

PT Matari Agro Indonesia juga menekankan pentingnya manajemen on-farm yang baik untuk memastikan stabilitas pasokan gabah sebagai bahan baku industri beras. Dengan menerapkan strategi pengelolaan lahan sawah secara agribisnis modern, termasuk penguasaan lahan 60 hektar ditambah mitra petani 100 hektar, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 2 ton per jam dengan durasi 8 jam per hari selama 26 hari kerja per bulan.

Pengendalian penyakit tungro melalui pendekatan agroekologi dan penggunaan strategi yang tepat merupakan langkah penting dalam menjaga produktivitas pertanian padi di Indonesia. PT Matari Agro Indonesia siap mendukung petani dalam menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Melalui layanan konsultan dan pusat pelatihan pertanian, kami berkomitmen untuk memperkenalkan konsep agroekologi dan membantu petani mengatasi tantangan dalam pertanian padi.

Matari Agro Indonesia adalah salah satu perusahaan konsultan pertanian yang paling terjangkau dan ramah petani di Indonesia. Kami menyediakan layanan konsultasi pertanian kelas atas di seluruh negeri dengan bantuan tim yang beragam dari ilmuwan, ahli operasional, dan teknologi. Jika Anda mencari pengembalian investasi yang lebih baik untuk investasi pertanian Anda, hubungi tim Matari Agro Indonesia hari ini!

Artikel Lainnya

Lihat lebih banyak